Tanggal 21 April lalu akan tercatat dalam sejarah sebagai tanggal yang sangat penting bagi Gereja Katolik. Pada hari itu, dunia menerima berita tentang kematian Paus FransiskusPaus pertama dari Jesuit dan Amerika Latin, yang sangat menandai perjalanan Gereja di abad ke-21. Dalam sebuah kebetulan yang ditafsirkan oleh banyak orang sebagai takdir, pada hari yang sama juga diterbitkan sebuah buku berjudul "Saksi-saksi belas kasih dan harapan. Ajaran Paus Fransiskus untuk abad ke-21."yang ditulis oleh teolog Spanyol, Ramiro Pellitero.
Diterbitkan oleh San Pablo, buku ini menawarkan sebuah eksposisi yang mendalam dan sistematis tentang pemikiran Paus Fransiskus, dari sudut pandang teologis dan pastoral. Buku ini merupakan sebuah karya yang ditujukan bagi para ahli dan masyarakat umum yang ingin memahami secara mendalam kunci-kunci kepausan yang telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah Gereja.
Penerbitan buku ini pada hari kematian Paus telah memberikan karya ini sebuah karakter yang hampir seperti wasiat. Meskipun tidak ditulis oleh Paus sendiri, Saksi-saksi belas kasihan dan pengharapan dengan cermat menangkap intuisi dan prioritasnya yang luar biasa: sebuah Gereja yang bergerak, berpusat pada belas kasih, berkomitmen pada kaum miskin dan dipanggil untuk menyembuhkan luka-luka dunia.
Ramiro Pellitero, profesor Teologi di Universitas Navarra dan penulis banyak esai tentang eklesiologi, menyajikan dalam buku ini sebuah sintesis yang jelas, mendalam, dan terdokumentasi dengan baik tentang magisterium Paus Fransiskus. Melalui halaman-halamannya, para pembaca akan dapat menjelajahi ide-ide yang telah menjiwai ensiklik, nasihat, pidato, dan gerakan paus asal Argentina ini selama masa kepausannya.
Buku ini memiliki kata pengantar yang berharga dari Kardinal José Tolentino de Mendonça, Prefek dari Dikasteri Kebudayaan dan Pendidikan, yang menyoroti nilai teologis dan pastoral dari buku ini. Dalam kata-katanya, kardinal asal Portugal ini menggarisbawahi bahwa buku ini "bukan hanya sebuah bacaan tentang pemikiran Fransiskus, tetapi juga sebuah undangan untuk menghidupinya, untuk menjelmakannya dalam komitmen sehari-hari orang-orang beriman dengan harapan Kristiani".
Tolentino, yang terkenal karena kepekaan spiritualnya dan kemampuannya membangun jembatan antara iman dan budaya kontemporer, juga menunjukkan ketepatan waktu penerbitan, yang bertepatan dengan kebutuhan untuk melestarikan dan memperdalam warisan Paus Fransiskus: "Ajaran Fransiskus tidak berakhir dengan kehidupannya di dunia; itu hidup dalam setiap gerakan belas kasihan, dalam setiap kata penghiburan, dalam setiap keputusan berani dari mereka yang ingin memperbaharui Gereja dari Injil".
Montase yang dibuat oleh ChatGPT dari buku ini Saksi-saksi belas kasihan dan pengharapan.
Terstruktur dalam bab-bab tematik, Saksi-saksi belas kasihan dan pengharapan membahas isu-isu sentral dalam pemikiran Fransiskus: belas kasihan sebagai inti dari pesan Kristiani, peran orang miskin sebagai subjek penginjilan, ekologi integral sebagai ekspresi keadilan, reformasi gerejawi sebagai jalan pertobatan, dan sinodalitas sebagai gaya Gereja yang mendengarkan, melihat dan berjalan bersama.
Penulis memberikan penekanan khusus pada karakter pastoral Paus Fransiskus: sebuah gaya pemerintahan yang mengutamakan perjumpaan, kedekatan, dan kelembutan. Jauh dari mengajukan teologi yang abstrak atau akademis, Fransiskus ingin berbicara kepada hati orang-orang, terutama mereka yang menderita. Buku ini dengan tepat menangkap dimensi ini, menunjukkan bagaimana Fransiskus menjalankan pelayanannya sebagai Paus dengan semangat injili yang mendalam.
Kebetulan antara penerbitan buku ini dan wafatnya Paus Fransiskus telah diterima dengan penuh haru oleh banyak kalangan di Gereja. Tidak sedikit yang melihatnya sebagai penghormatan: ringkasan tertulis dari warisannya yang menjangkau dunia tepat saat Paus kembali ke rumah Bapa. Judul buku ini sendiri - Saksi-saksi belas kasihan dan pengharapan - dengan sempurna merangkum semangat Fransiskus dan pesan yang ia tinggalkan bagi umat manusia.
Sekarang tersedia di toko-toko buku agama dan platform digitalBuku ini adalah bacaan yang sangat diperlukan bagi mereka yang ingin memperdalam pemahaman mereka tentang kekayaan rohani kepausan Fransiskus dan untuk terus membuat warisannya berbuah dalam komunitas-komunitas Kristen di dunia.
Wafatnya Paus Fransiskus menandai berakhirnya sebuah era, tetapi bukan akhir dari pengaruhnya. Pemikirannya, gerak-geriknya, dan teladannya akan terus menerangi jalan jutaan orang beriman. Buku-buku seperti karya Ramiro Pellitero membantu melestarikan dan meneruskan warisan ini, dan menawarkan sarana untuk menghidupi Injil pada masa kini dengan keberanian, belas kasih dan harapan.
Dengan publikasi ini, Gereja tidak hanya melihat ke belakang dengan penuh rasa syukur, tetapi juga bersiap untuk melangkah maju, terinspirasi oleh salah satu pontifikat yang paling penting di zaman kita.